Namanya Prabowo Mondardo. Ada yang bilang Bowo Alpenliebe. Tapi lebih terkenal dengan Bowo Tik Tok. Anak muda separuh umur saya yang terkenal lewat platform yang katanya tidak berfaedah, namun dia berkarya dibanding kamu-kamu yang cuma bisa mencemooh sambil selonjoran dan dasteran.
Bowo ingin mengisi hari-harinya lebih dari sekolah dan nongkrong. Ibunya bekerja sebagai cleaning service dan Bowo mencoba berkarya dengan hal yang dia punya. Bowo bersyukur punya wajah fotogenik yang tidak sengaja menarik hati para remaja puber. Bukan salah Bowo jika ingin tampil ganteng, kamu sendiri memang tidak ingin tampil ganteng?
Bowo dituduh penipu karena wajahnya tidak ganteng seperti yang dimimpikan segerombol remaja puber. Padahal tiket delapan puluh ribu itu dijual tanpa garansi atas keaslian wajah Bowo.
Bowo sekarang dihujat massa. Konon ibu Bowo sampai harus berhenti bekerja, menjaga Bowo dari respon negatif orang yang tidak dikenalnya. Bowo pun jadi terhenti karyanya. Linimasa semakin penuh dengan hujatan kebencian. Seolah debat partai politik dan cara pakai Instagram belum cukup.
Saya jadi semakin tidak mengerti, ini Bowo yang tidak bijak bermain Tik Tok atau kita yang tidak bijak cara bersosial media?
*lalu kembali memamah kerupuk rambak sambil membaca laman gosip murahan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar