Hai. Maaf saya jarang menyapa kamu.
Padahal setiap hari saya melihatmu, dan pasti kamu juga melihat saya.
Padahal setiap hari kita berpapasan lebih dari sekali.
Padahal kamu selalu ada di kamar saya, bahkan di dekat tempat tidur saya.
Padahal kamu sering saya banting setiap kali saya marah atau kesal.
Padahal kamu yang menutupi saya saat saya menangis karena patah hati.
Tapi saya jarang peduli.
Maaf ya.
About Me
Popular Posts
-
Kata orang, saya termasuk yang beruntung. Beruntung karena terlahir dengan wujud fisik yang sama seperti doktrin media dan industri fashion....
-
And I hope she will be a fool, because that's the best thing a girl can be in this world, a beautiful fool. - Daisy Buchanan on The G...
-
Namanya Prabowo Mondardo. Ada yang bilang Bowo Alpenliebe. Tapi lebih terkenal dengan Bowo Tik Tok. Anak muda separuh umur saya yang terkena...
-
Hai! Kali ini saya langsung menulis, nggak pakai bersih-bersih sarang laba-laba karena kebetulan lagi sering update isi blog :D Jadi gini...
-
Di sebelah rumah ada taman kanak-kanak biasa. Dengan paduan suara cempreng yang menyanyikan ayat-ayat Al-Qur'an seperti biasa. Ibu-ibu y...
-
#1 Ini minggu terakhir sebelum saya mulai bekerja lagi. Kembali ke dunia nyata lagi setelah satu bulan sabatikal membantu bisnis penatu kil...
-
Sepotong kisah kita terselip diantara hari Minggu dan Senin, ketika deret huruf yang sudah rapat berbaris tak sanggup untuk mengungkap makn...
-
Saya Sarah, dua puluh enam tahun dan saya sering sekali tertawa. Tertawa saya tergelak-gelak lepas dan biasanya karena hal paling sederhana...
-
Cerita ini sebetulnya sudah lama terjadi, sekitar tahun 2011 lalu di saat saya pertama kali magang di salah satu stasiun radio di bilangan K...
-
Suara terompet bersahut-sahutan dengan bunyi petasan. Sayup-sayup terdengar lagu-lagu perayaan tahun baru dari televisi di atas meja suster...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar